26 February 2014

Sudah Tidak Zamannya Lagi Atasan Kolot

Beberapa hari belakangan ini, salah seorang pembaca blog ini menceritakan bahwa dia tertekan sekali karena pengawas yang mengawas di sekolah tempat dia mengajar begitu nyinyir. Memberikan berbagai kritik tanpa solusi. Bahkan ketika ditanya, jawabannya tidak mencerminkan seorang pengawas. Kesannya baru kemaren sore naik pangkat jadi pengawas.

Seorang teman saya yang lain, mengalami masalah sejenis. Memilih mengundurkan diri karena beban kerja yang tidak sesuai, akibat pimpinan baru yang kurang bijaksana. Saya pikir perusahaan tersebut telah kehilangan karyawan potensial akibat mengangkat pimpinan baru yang kurang kompeten.

Berbanding terbalik dengan itu, saya merasa beruntung mempunyai pimpinan yang luar biasa. Mengetahui kemampuan saya, mampu memotivasi saya, memberikan kepercayaan kepada saya sesuai kemampuan yang saya miliki, mampu menyelesaikan masalah kami para bawahan dengan cepat dan bijaksana, memberikan tugas sesuai kemampuan kami, humoris pada waktu yang tepat, dan berbagai kriteria pimpinan luar biasa yang beliau miliki.

Berdasarkan uraian di atas, saya menggaris bawahi pentingnya pimpinan yang luar biasa. Pimpinan perusahaan, lembaga pendidikan, atasan, atau apapun sebutan untuk orang yang mempunyai bawahan, tidak zamannya lagi pimpinan kolot, Menekan, berkuasa, semena-mena, otoriter, diktator, sok berkuasa dll.

Saya juga belum pernah jadi pemimpin besar. Tapi setidaknya pemimpin yang saya harapkan itu yang mampu memimpin, memahami, mengenali orang yang dipimpin, mangayomi, memotivasi, komunikatif, kreatif dan inovatif. Kriteria pemimpin yang baik juga telah banyak ditulis . Diantaranya 10 kriteria pemimpin yang baik, 7 Ciri Pemimpin yang Baik.

Karyawan, bawahan, atau orang yang dipimpin juga merupakan aset. Aset yang perlu dijaga. Tekanan terkadang bukannya membuat mereka bekerja sesuai target yang ingin diraih, justru membuat hasil yang tidak optimal.

Kewibawaan tidak lagi dicerminkan dengan kemampuan memerintah, kekuasaan, pangkat, atau kediktatoran, tapi lebih kepada kualitas. Kualiatas dan kemampuan memimpin.

Jika ada bawahan, atau tim yang bandel, atau tidak bisa diatur, pemimpin tidak boleh serta merta menyalahkan keadaan, justru pada kondisi demikian kualitas dan kemampuan memimpinnya diuji. Sebuah contoh, dengan anggota tim yang sama, kualitas tim yang sama, bisa menghasilkan tim atau produk yang berbeda, jika pemimpinnya berbeda. Ini membuktikan bahwa bukan anggota tim yang bermasalah, tetapi kemampuan pimpinan mengelola seluruh komponen dengan tepat adalah penentu keberhasilan sebuah tim.

Ini hanya pendapat penulis pemula. Berusaha menjadi blog inspiratif, blog motivasi dan tempat berbagi pemikiran. Bagaimana menurut anda?

No comments:

Post a Comment